Skip to main content

Featured

LINGUISTICS STUDENT INDONESIA PROFILE

Linguistics Student Indonesia Founded in April 2015, Linguistics Student Indonesia starts as a personal blog and continues its journey and has expanded its wings to several platforms such as Instagram, Youtube, Anchor, Facebook, ResearchGate, and LinkedIn. Linguistics Student Indonesia is currently non-profit and represents its founder's personal brand. The idea of creating Linguistics Student Indonesia emanates when Suci Wulan Lestary as a Founder of this blog encounters a lot of difficulties in learning Linguistics as her specialty in college. So, she started to build Linguistics Student Indonesia while hopes that this platform could help to spread her values as a passionate individual who is attracted to linguistics as she took Indonesian Linguistics specialty as her major in college. Besides linguistics, she would also love to share her meaningful life experience. That's why the tagline: makes little things matter by learning through experience. *** Current Interest...

JURNAL VAKSINKU: PENGALAMAN VAKSIN DAN EFEK SAMPING VAKSIN PFIZER

Estimasi Waktu Membaca: 2 Menit 50 Detik
Become a Supporter of Linguistics Student Indonesia


not my lucky number lol - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Bagaimana Cara Aku Daftar Vaksin?

Aku daftar melalui aplikasi peduli lindungi. Pastikan data pribadi yang kamu input benar, agar sertifikatnya segera masuk sesaat kamu divaksin. Pastikan juga NIK kamu aktif, kalau tidak aktif ada baiknya urus terlebih dahulu ke kantor kelurahan setempat. Lalu, untuk vaksin sendiri, aku mendapat info dari grup whatsapp forum rukun tetangga.

Kapan Aku Divaksin?

Aku divaksin pada hari Jumat, 27 Agustus 2021. Aku datang pukul 09.00 pagi ke puskesmas setempat untuk mengambil nomor antrean. Ternyata, orang-orang sudah datang sejak subuh hanya untuk ambil nomor antrean. Karena aku datang pukul 09.00, maka aku mendapatkan nomor antrean 582. Baiklah, hehe. 

Vaksin Jenis Apa?

Aku mengantre untuk mendapatkan suntik dosis pertama vaksin Pfizer. Aku menunggu saat-saat ini sejak lama, akhirnya vaksin ini sampai ke Indonesia. Alhamdulillah, aku berhasil mendapatkannya. Sebenarnya vaksin jenis apapun bagus untukmu, tetapi pilihan tetap di tanganmu. Karena cuma kamu yang tahu apa yang terbaik, yang kamu butuhkan.

Seni Menunggu Antrean & Berjuang Bersama Warga

Pukul 12.30

antre di puskesmas - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Karena mendapatkan nomor antrean 582, aku memutuskan untuk pulang dulu ke rumah agar aku bisa makan siang, kebetulan puskesmasnya dekat dengan rumahku. Pukul 12.30 aku kembali ke puskesmas. Aku menunggu sambil membaca buku setebal 335 halaman, membawa sebotol besar air minum, ditemani latar suara warga yang berbahagia berbincang-bincang menunggu giliran disuntik. Cuaca hari itu cukup terik, beruntung aku duduk di bawah pohon. Jadi, aku tidak kepanasan. Hari yang indah bagi kutu buku sepertiku, duduk di bawah pohon dan membaca buku. Sesekali aku mengecek ponsel untuk berkirim pesan dengan orang-orang tersayang. Buat kalian yang kirimin aku pesan kemarin, makasih yah! Doa-doa kalian dikabul, vaksinasiku lancar.

Pukul 15.20

menunggu di kantor kelurahan - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Sekitar pukul 15.20 aku dan warga lain yang memiliki nomor antrean 500 ke atas dialihkan menuju kantor kelurahan setempat, alasannya: "biar lebih cepat proses vaksinasinya,". 

Tanpa berpikir panjang, aku langsung tancap gas menuju kantor kelurahan. Sampai di sana, aku langsung menukarkan nomor antrean, sekarang nomor antreanku menjadi 612. Aku cuma senyum-senyum saja. 

Pukul 15.50

my lucky number lol - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Menunggu memang hal yang aneh, waktu berlalu 30 menit saja rasanya seperti lama sekali, ya? Akhirnya, kuputuskan untuk jajan batagor, hehe. Aku menikmati batagorku, tetapi aku hampir tersedak karena petugas mengatakan, 

"sudah ya, hari ini jatah vaksin sampai nomor antrean 600 saja,"

Pukul 16.00 

antre bersama warga setempat di kelurahan - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Aku dan beberapa warga lain yang mendapatkan nomor antrean di atas 600 sontak ramai-ramai menyanggah petugas, karena yang benar saja, kami sudah sejak lama menunggu untuk mendapatkan jatah vaksin. Pucuk dicinta, ulam tiba. Petugas vaksin yang baik hati akhirnya memutuskan agar kami yang sudah mendapat nomor antrean tetap akan divaksin hari itu juga. Namun, petugas memerintahkan aparat keamanan untuk menutup gerbang, karena tidak akan ada lagi yang divaksin selain kami yang sudah berada di halaman kantor kelurahan. 

Pukul 16.13

Akhirnya, giliranku tiba divaksin. Sebelum divaksin, aku ditanyai beberapa pertanyaan seperti: apakah kamu pernah covid? Apakah kamu punya riwayat penyakit komorbid? Kemudian petugas melakukan pengecekan tensi darah. Setelah selesai, aku mendapatkan tiket berisi informasi terkait kondisi kesehatanku untuk selanjutnya bisa ikut disuntik.

Pukul 16.23

Aku disuntik. Rasanya? Biasa-biasa saja, beruntung aku bukan orang yang punya fobia jarum suntik. Rasanya ya begitu saja, tidak ada sakit yang berarti. Persis seperti kalau kita mau diambil darah. Bagian terbaiknya, petugasnya ramah-ramah. Dengan mengucap basmalah bersama sang petugas, akhirnya aku resmi divaksin. Selesai disuntik aku diberi saran agar kompres hangat lenganku setelah pulang dan juga minum paracetamol. 

Pukul 16.30 

Aku dapat sertifikat vaksinku. Aku mendapatkan versi print out dan juga versi elektronik, semua langsung masuk ke aplikasi peduli lindungi. Selepas itu, aku pulang ke rumah dan langsung makan nasi padang, hehe. Laper banget aku habis antre seharian. Lalu, kuteruskan dengan mandi air hangat. Indahnya dunia hari itu. 

Apa Efek Samping Setelah 8 Jam Vaksin Pfizer?

Untuk efek samping yang ditimbulkan, tentu memang bervariasi pada setiap orang. Aku sendiri tidak merasakan efek samping apapun, mungkin karena setelah pulang aku langsung minum paracetamol. Setelah aku pulang ke rumah, aku makan dan mandi air hangat, kemudian aku berbincang-bincang dengan keluarga. Aku selanjutnya tidur selama 4 jam, dan ketika bangun, barulah aku merasa lengan kiri yang ada bekas suntikan itu sakit. Tapi, rasa sakitnya amat ringan, lebih sakit kalau aku habis workout atau jatuh tertimpa papan skate, hahaha. Jadi, aku langsung memberikan kompres hangat pada bagian lengan yang sakit. Aku tidak merasakan demam atau gejala lainnya. 

kalau yang sering cedera udah pasti akrab - dokumentasi pribadi linguisticstudent

Aku menulis ini sambil menikmati semangkuk ramen. Oh ya, bahkan aku sudah sempat menikmati iced-latte segala. Jadi, jangan ragu untuk vaksin, apalagi kalau kamu muda dan sehat. Semangat untuk Indonesia Sehat! 😉

 

I highly appreciate your visit to the Linguistics Student Indonesia website. 


Gift for you!

My Published Book

Let's build a network! Connect with Linguistics Student Indonesia:

Paid Partnership & Business Inquiries:
linguistics@post.com

Comments

Most Visited Articles