Skip to main content

Featured

LINGUISTICS STUDENT INDONESIA PROFILE

Linguistics Student Indonesia Founded in April 2015, Linguistics Student Indonesia starts as a personal blog and continues its journey and has expanded its wings to several platforms such as Instagram, Youtube, Anchor, Facebook, ResearchGate, and LinkedIn. Linguistics Student Indonesia is currently non-profit and represents its founder's personal brand. The idea of creating Linguistics Student Indonesia emanates when Suci Wulan Lestary as a Founder of this blog encounters a lot of difficulties in learning Linguistics as her specialty in college. So, she started to build Linguistics Student Indonesia while hopes that this platform could help to spread her values as a passionate individual who is attracted to linguistics as she took Indonesian Linguistics specialty as her major in college. Besides linguistics, she would also love to share her meaningful life experience. That's why the tagline: makes little things matter by learning through experience. *** Current Interest

KENAPA AKU MEMILIH BLOGGING DAN KURASI KONTEN?

Estimasi Waktu Membaca: 3 Menit 16 Detik
Become a Supporter of Linguistics Student Indonesia

Gak pakai lama, langsung saja cus baca sendiri kenapa menulis blog dan kurasi konten adalah jalan ninjaku:

1. Ingin mengamalkan salah satu amanat undang-undang dasar

"Anak-anak, ilmu itu mesti diamalkan, jangan hanya disimpan sendiri ya, ajarkan juga kepada orang lain," 

Itulah sebuah kalimat yang ramah di telingaku sejak aku duduk di bangku taman kanak-kanak. Mendengar kalimat itu, sebuah pertanyaan muncul: Iya, diamalkan, bagaimana caranya? Aku belum punya uang sendiri, dan aku bukan guru. Sesederhana itu caraku berpikir ketika usiaku lima tahun. Namun, pertanyaan itu berlanjut ketika aku masuk universitas. Siapa yang ke perpustakaan, membaca buku, paham isinya, dan mengamalkan? begitulah dosen idolaku Pak Krisanjaya menanyakan kepada seluruh mahasiswa yang hadir dalam kuliahnya siang itu. Jadi begitulah cara guru-guruku menginternalisasikan sebuah misi bagus dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan mendorong muridnya agar ikut berkontribusi mencerdaskan bangsa seperti amanat undang-undang dasar. Pertanyaanku masih sama: bagaimana caranya? 

Aku selalu suka membaca buku, koran, atau apa saja yang bisa kubaca. Singkatnya aku ini peka dengan tulisan sejak usia dini. Aku lebih peka dengan huruf daripada angka atau gambar. Aku sempat memperhatikan komikus di Instagram, pengen ikutan, tapi nggak punya bakat gambar. Tapi, ya, kalau mereka saja bisa membagikan karyanya dalam bentuk gambar, kenapa nggak kubagikan tulisanku juga?

Nah, mulailah dari situ aku belajar bagaimana caranya melakukan kurasi konten. Kenapa aku memilih kurasi konten? Karena aku ingin menyederhanakan apa yang kubaca, agar orang lain bisa menikmatinya dengan lebih mudah dan sambil rebahan. Seperti yang aku lakukan di instagram.

Gak semua orang punya waktu untuk baca buku, tapi kebanyakan orang pegang gawai hampir 24 jam sehari.

Itulah peluang. Celah yang bisa diisi. Maka dari itu, aku memilih kurasi konten sebagai jalan ninjaku mengamalkan ilmu. Aku memulai linguisticstudent dengan membagikan penggunaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia. Tentunya dengan media sederhana, yaitu photoscape. Kurasi konten juga termasuk dalam aktivitas microblogging atau ngeblog dengan tulisan yang lebih singkat. 

2. Mendokumentasikan hidupku 

Aku ada hasrat melanjutkan perjuanganku saat masih jadi jurnalis sekolah. Dulu, aku jadi kontributor bagian fotografi di majalah sekolah. Sampai aku lulus dan menjadi mahasiswa, aku masih terus melatih diriku untuk terus berpegang teguh pada sebuah konsep yang paling aku suka dari jurnalis, yaitu dokumentasi. Aku suka mendokumentasikan sesuatu, karena siapa tau nanti bisa bermanfaat untuk generasi setelahku? 

Ngapain sih ngeblog? Ngevlog? Rajin amat!

Aku nggak tahu ya kalau orang lain, tapi aku sendiri selalu punya keyakinan bahwa aku bisa memilih cara orang-orang untuk mengenangku. Kelak, di saat aku meninggalkan dunia ini, aku ingin orang-orang mengenal dan mengenangku melalui karya-karyaku yang kubuat dengan tanganku sendiri. Aku ingin meninggalkan warisan bagi generasi selanjutnya, ya setidaknya untuk anak dan cucuku nanti, deh. Sambil berdoa juga semoga ada manfaatnya. Aamiin. 

Terus, pernah gak sih kamu membayangkan, "Kalau saja Steve Jobs atau Elon Musk mulai ngevlog saat mereka masih remaja hingga mereka jadi milyarder, pasti hari ini kita bisa belajar dari dokumentasi pribadinya,"

Aku selalu memimpikan itu, dan aku yakin, setiap manusia punya kisah yang unik, yang bisa dibagikan kepada manusia lain. Bagi dirimu, cerita hidupmu sehari-hari mungkin gak seru. Tapi, ada setidaknya satu orang di dunia ini yang begitu tertarik pada sosokmu dan siapa tau, cerita yang kamu bagikan tentang hidupmu akan sangat menginspirasi dia. Prinsipku, saat aku bisa menolong seseorang, maka akan kulakukan, karena itu artinya aku menjadi jawaban atas doanya.

3. Sebagai latihan

Mau jadi penulis? Ya, nggak ada jalan lain selain menulis. Lagipula, seseorang gak akan bisa disebut penulis kalau tidak menulis. Oleh karena itu, aku menjadikan blog ini sebagai lapangan untuk berlatih. Sama seperti main skate, aku harus terjun ke lapangan untuk latihan. Bagiku, menulis adalah aktivitas atau pekerjaan yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena melalui tulisan, ilmu pengetahuan dapat disebarluaskan, serta tidak semua orang mampu menulis dengan baik dan mudah dipahami. 

Oleh karena itu, aku juga suka menantang diriku sendiri untuk menulis berbagai jenis tulisan. Aku mulai dengan menulis buku harian setiap hari (masih kulakukan hingga hari ini), dan melatih diriku menulis artikel atau esai baik itu ilmiah maupun nonilmiah, berlatih menulis surat untuk kebutuhan surat-menyurat antarinstansi juga kulakukan. Hal tersebut sangat berguna terutama dalam urusan bisnis (kata orang-orang aku cukup nerd, tapi sedikit-banyak ada benarnya dan itulah yang membuat aku nggak pernah merasa bosan, aku selalu punya ide untuk melakukan hal-hal seru dengan diriku). Selain melatih diriku menulis, sejak remaja, aku juga gemar membaca tulisan-tulisan di berbagai situs web media, baik itu media lokal ataupun media asing. Lalu, aku berpikir, jika aku membuat sebuah situs web yang berisi tulisanku sendiri dan mengembangkannya dengan kesabaran. Tentu aku bisa sebesar mereka juga! 

Doakan aku, yah! 😉

4. Dongo 

Bentar-bentar! Dongo? Bodoh gitu maksudnya?

Bukan, dongo tuh doyan ngobrol. Hehe.

Coba kamu bayangkan ya, aku punya buku harian yang isinya sesi ngobrol. Tapi, sama diriku sendiri. Itu karena aku sebenarnya suka ngobrol, tapi aku sadar nggak semua orang punya waktu, gak semua orang suka mendengar, dan gak semua orang suka sama topik yang kubicarakan. Nah, karena sekarang sudah ada internet, masa iyainternet yang lebih luas dari sawah pak haji ininggak mampu membantuku menemukan setidaknya satu orang yang memiliki minat yang sama denganku? Eits, ternyata, fakta membuktikan, aku menemukan orang-orang itu dan kamu salah satunya! Makasih ya udah mau dengerin aku lewat tulisan-tulisanku! Tos dulu yuk, hehehe. Prok! 😂

 

I highly appreciate your visit to the Linguistics Student Indonesia website. 


Gift for you!

My Published Book

Let's build a network! Connect with Linguistics Student Indonesia:

Paid Partnership & Business Inquiries:
linguistics@post.com

Comments

Most Visited Articles