Aku suka sekali bertanya-tanya bagaimana seseorang mampu menguasai bidang ilmu tertentu sampai dia menjadi ahli? Berikut ini, aku akan berbagi beberapa pengalamanku, yang mudah-mudahan ada manfaatnya. Semoga dapat pula diaplikasikan ke dalam proses belajar sehari-hari dan membantumu memahami materi linguistik yang sedang kamu pelajari.
1. Menjadi responsif dan cekatan mencari peluang
Salah satu hal yang paling utama dalam belajar adalah menjadi responsif dan cekatan setiap kali mendengar kata yang berkaitan dengan studi yang sedang kita ambil. Dalam hal ini, linguistik. Jika ingin benar-benar menguasai materi, aku biasanya mempraktikkan beberapa hal ini:
a. Sering-seringlah berselancar di internet (browsing) menggunakan kata kunci bidang linguistik. Jangan ragu mencari dalam bahasa asing, karena kadang materi tertentu jika dicari pakai bahasa Indonesia hanya muncul dua juta pencarian, kalau pakai bahasa asing muncul sepuluh juta pencarian. Terasa, kan, bedanya? Ditambah lagi, bagiku browsing skill with the right keyword ini sangat dibutuhkan, apabila materi yang ingin dicari misalnya seperti definisi, sejarah, asal-usul, referensi, atau bukan sebuah materi yang perlu didiskusikan mendalam. Nah, jika kita bisa menemukan dan memahaminya sendiri, kita tidak perlu menanyakan hal-hal tersebut pada orang lain. Dengan begitu, kita menghemat waktu kita dan menghargai waktu orang lain.
b. Selalu responsif apabila melihat daftar pustaka yang ada pada sebuah artikel ilmiah, karena daftar pustaka pada artikel ilmiah bersifat spesifik (alias membahas sebuah topik saja secara rinci). Biasanya, buku-buku serta jurnal yang judulnya terpampang di sana aku cari kembali di perpustakaan, toko buku, atau mencarinya di internet. Hal ini berdampak baik, kebiasaan menggali sebuah topik secara mendalam membuatku jadi senang membaca jurnal-jurnal penelitian, dan meningkatkan minat baca. Karena sebenarnya, seseorang bukan malas membaca, dia hanya belum menemukan topik yang dicintainya.
c. Selain judul buku dan jurnal, aku biasanya juga rajin memperhatikan siapa penulisnya. Jika penulisnya masih hidup, aku biasanya mencari media sosialnya, websitenya, emailnya, akun research gatenya, akun academianya, supaya aku bisa mendapatkan update dari orang tersebut, dan jika ada acara seminar/simposium yang mengundang orang tersebut, jika memang ada waktu luang, sempatkan datang.
2. Repetisi atau pengulangan
Mengapa dosen-dosen bisa sangat ahli dalam menjelaskan materi linguistik? Tentu saja, karena mereka mengulangnya setiap hari. Itulah mengapa aku suka menulis dan berbagi konten linguistik. Salah satu cara untuk kembali mengulang dan belajar adalah dengan membagikan ilmu kepada orang lain. Atau sering mengulangnya sendiri di buku catatan. Dosenku Pak Krisanjaya pernah mengatakan, "Membaca itu belajar tingkat rendah, nak. Jangan hanya membaca, tetapi buat juga daftar pertanyaan dari apa yang telah kamu pelajari, lalu jawab sendiri, begitu saja setiap hari,"
3. Berkaca dari profesi dosen
Sebagian dosen adalah ahli bahasa, seperti yang sudah aku bahas di
youtube. Para ahli bahasa (
linguist) biasanya memiliki satu bidang spesifik untuk mereka kaji lebih dalam. Oleh karena itu, seorang dosen (yang juga merupakan ahli bahasa) akan mampu menjelaskan secara
detail kepada mahasiswa tentang bidang spesialisasinya. Jadi, memang berdasarkan perjalananku sewaktu kuliah S1 linguistik dulu, sebenarnya kita hanya akan mempelajari garis besar dari setiap sub-bidang mikrolinguistik dan makrolinguistik. Nanti, saat sudah memasuki semester akhir, barulah mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih satu topik yang lebih spesifik untuk dikuasai, ditelaah, dan diteliti lebih dekat. Nah, jika kamu termasuk orang yang passionate terhadap bidang linguistik, ada baiknya tentukan topik spesifik apa yang ingin kamu eksplorasi lebih dekat (
lebih dekat ya bukan lebih jauh). Intinya, saran aku:
start before you ready, because you're gonna need more time than you'll ever think of!
4. Menghabiskan waktu di perpustakaan
Dulu pas masih mahasiswa baru, aku takut sekali rasanya saat profesorku menyuruhku pergi ke perpustakaan universitas lain. Padahal, nggak kenapa-kenapa juga. Hehehe. Sampai di sana tinggal menunjukkan kartu identitas dan mengisi buku tamu. Pertama kali aku berkunjung ke perpustakaan universitas lain, ya, ke perpustakaan pusat UNIKA Atmajaya, Semanggi. Ingat ya, Semanggi, kalau perpustakaan UNIKA Atmajaya, Pluit itu untuk kedokteran. Jadi, kalau kalian tinggal di Jakarta dan sekitarnya silakan coba kunjungi perpustakaan UNIKA Atmajaya yang bagian PKBB di lantai 3. Di sana kalian bisa menemukan jurnal Masyarakat Linguistik Indonesia, dan ratusan buku-buku linguistik lainnya. Kalau sastra, aku rekomendasikan pergi ke perpustakaan Freedom Institute di Kuningan. Selain itu, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Merdeka Selatan, Jakarta Pusat juga nggak kalah menarik, kalau mau cari naskah kuno bisa kunjungi lantai 9, tetapi buku-buku linguistik (koleksi terbuka) itu ada di lantai 22-24. Koleksi tertutup (bisa diakses tapi lewat pustakawan dan baca di tempat) biasanya di lantai 12.
5. Menjadi polymath dan mencari mentor
Yang namanya kuliah bahasa dan sastra, seseorang akan dilatih untuk mahir dalam empat jenis keterampilan berbahasa, seperti menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Nyatanya, kita tidak selalu bisa mendapatkan ilmu yang cukup hanya dari perkuliahan. Itulah mengapa, aku senang sekali dengan ide menjadi seorang polymath atau orang yang menguasai beberapa bidang keahlian. Salah satu kunci sukses yang pernah ku baca, yaitu menguasai ilmu lebih dari satu bidang. Jika kalian menguasai linguistik, ada baiknya kombinasikan juga dengan bidang lain seperti misalnya bidang teknologi informasi, akting, seni, pemasaran, atau bahkan kuliner. Tujuannya agar pengaplikasian ilmunya menjadi maksimal.
Dulu, jangankan merekam podcast, apalagi membuat vlog. Bicara depan kamera saja gelagapan. Tetapi, aku mencobanya setiap hari entah di depan cermin atau benar-benar merekamnya dengan gawai yang ku punya. Begitu juga dengan menulis, ini bukan blog pertamaku, dan sebelum menulis di sini, aku menulis apa saja, dan tak jarang tulisanku nggak jelas. Namun, seiring berjalannya waktu, aku belajar banyak hal, aku tak hanya belajar tentang linguistik, tetapi juga belajar bagaimana cara membuat website, digital marketing, marketing psychology dan juga editing software, serta gear pendukung kegiatan komunikasi digital.
Dalam perjalanan, aku bertemu banyak teman-teman baru, termasuk kalian para pengikut dan pembaca setia
linguisticstudent, terima kasih karena kalian semua adalah inspirasiku untuk terus menulis dan berkarya lewat media audio-visual! Memiliki mentor yang aku kagumi juga menjadi salah satu cara agar aku terus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Jika kamu tak menemukan mentor di kampus atau lingkaran terdekatmu, carilah mentor di tempat lain. Bangun jejaring dengan mereka semua. Aku banyak bertemu orang-orang hebat yang ku kagumi dan rendah hati, senang berbagi melalui kanal Youtube, Twitter, dan LinkedIn karena melalui
platform tersebut aku juga bisa mengenal mereka semua melalui berbagai macam media (tulisan, gambar, suara, video).
Blog walking (menjelajahi
blog milik orang lain) adalah salah satu favoritku! Karena setiap orang memiliki ciri khas yang berbeda dalam menyampaikan ilmu, salah satu favoritku adalah blog milik
profesor mahsun,
manassa, dan
unravel.
Let's build a network! Connect with Linguistics Student Indonesia:
Paid Partnership & Business Inquiries:
linguistics@post.com
Comments
Post a Comment